Kali ini saya ingin membahas tentang khutbah jum'at yang saya dapatkan hari ini, yaitu jum'at pada tanggal 8 Desember 2017. Khutbah ini sangat simpel, dan yang saya sangat apresiasi adalah mengambil dari Al-Quran, Hadis, Buku, Artikel dan tanpa menyinggung beberapa pihak. Menurut saya salah satu khutbah yang baik, yang saat khutbah tidak berapi-api, meskipun itu juga terkadang perlu. Namun saya pribadi menyukai khutbah yang memberikan informasi dari sisi yang berbeda seperti ini salah satunya.
Masuk ke pokok bahasan khutbah, yaitu menyangkut tentang Taqwa. Taqwa telah banyak dibahas baik secara etimologis maupun terminologis, jadi yang dibahas bukanlah itu. Yang dibahas adalah mengenai Taqwa yang pada dasarnya bisa dibagi menjadi layer-layer, ada 3 layer yaitu:
- Layer Core ValuesDalam tahapan ini, seluruh golongan baik dari mahzab A atupun B, baik dari ormas C atau D, memiliki kesimpulan yang sama, bahwa yang namanya islam haruslah melaksanakan syahadat, sholat, puasa, zakat, ataupun haji. Inilah yang mempersatukan islam, bahwa apapun alirannya, pasti hal ini yang diajarkan. Kalau mungkin ada yang tidak sama, maka mungkin itu lah yang perlu dipertanyakan.
- Layer InterpretasiDalam tahapan ini, mulai ada perbedaan, yaitu dalam tata laksana. Contohnya dalam pelaksanaan wudhu, ada yang berpendapat bahwa cukup membasuh rambut, ada pula yang berpendapat harus membasuh seluruh kepala. Perbedaan ini terjadi karena ada perbedaan interpretasi atau tafsir.
- Layer ManifestasiDalam tahapan ini, perbedaan sangat kentara, contohnya menggabungkan perayaan maulid nabi dengan perayaan kebudayaan. Ada yang berpendapat setuju, ada juga yang berpendapat tidak setuju. Hal ini harusnya tidak perlu diperdebatkan, karena pada prinsipnya Islam terbuka terhadap budaya, selama budaya tersebut tidak bertentangan dengan akidah. Bahkan kalau ditelisik lebih jauh, jika tanpa budaya, mungkin saja islam di Indonesia, khususnya di jawa tidak akan seperti sekarang ini. Karena dulu peran wali songo dalam menyebarkan agama islam adalah dengan masuk melalui pintu pintu budaya yang pada saat itu semua orang bisa terima.
Dari 3 hal tadi pada dasarnya islam telah memberikan satu contoh keberagaman yang cukup baik, Unity in Diversity telah dicontohkan oleh islam dengan baik. Maka seharusnya kita tidak perlu memperdebatkan bagaimana keberagaman yang saat ini menjadi issue yang sangat hangat. Ingatlah pada setiap perbedaan itu pasti ada hal yang sama, seperti yang telah dicontohkan dalam bahasan ini. Saling menghormati adalah satu sikap yang bijak dalam menghadapi keberagaman tersebut.
Adapun yang dibahas dalam khutbah ini yaitu keberhasilan Nabi Muhammad SAW, yang bahkan telah dibukukan dan menjadi sosok manusia paling berpengaruh nomer 1 di dunia. Kenapa hal itu bisa terjadi karena Nabi Muhammad SAW merupakan contoh yang baik, teladan yang baik. Beliau telah mencontohkan bagaimana sukses di bidang agama, keluarga, niaga, panglima perang, dan bahkan pemimpin pemerintahan. Ada banyak teladan yang bisa kita contoh dari beliau.
Adapun beberapa topik yang lain yang saya sudah lupa saat menulis ini, saya mohon maaf tidak saya sampaikan karena keterbatasan saya. Saya ingin melawan lupa dengan menulis, maka saya niatkan untuk menulis minimal tiap minggunya, sukur2 bisa tiap hari. wah susah pastinya, tapi harus diusahakan.
Sekian,
Jika ada yang kurang berkenan, saya mohon maaf.
Terima Kasih.
0 comments:
Post a Comment