The blog of Adwi Arifin

Sunday, February 25, 2018

Performa RAM 8 GB di 2018


selamat malam rekan-rekan, malam ini saya ingin share pendapat saya tentang bagaimana performa RAM 8 GB di tahun 2018 ini, khususnya di awal tahun 2018. Apakah masih cukup? Apakah kurang?
Sebelum menjawab pertanyaan tersebut, kita harus tentukan dulu skenario seperti apa yang kita harapkan, karena pada dasarnya setiap komputer akan memiliki hasil yang berbeda-beda bergantung pada skenario yang digunakan. 
Dalam kasus ini, saya akan menunjukkan bagaimana saya sehari-hari menggunakan komputer saya. Sehari-harinya saya menggunakan komputer untuk tujuan membuat program, atau istilah umumnya, ngoding. Saat ngoding, biasanya akan ada 2 editor yang saya buka, yaitu Sublime dan Android Studio / Netbeans, tergantung situasi apa yang sedang saya kerjakan. Lalu selain itu saya juga butuh browser digunakan untuk browsing dokumentasi program, atau sekedar mendengarkan musik di youtube atau spotify, namun yang pasti sudah sangat lumrah saya membuka tab dalam browser saya itu lebih dari 10 tab.
Dalam pengetesan kali ini, saya akan coba untuk membuka semua editor yang saya miliki, yaitu Android Studio, Sublime, Atom, Visual Studio Code, dan Netbeans. Saya coba buka semua karena pada dasarnya Android Studio (dan emulatornya) sangat boros ram, lalu Netbeans itu juga berat karena dibangun diatas java, lalu Atom pada dasarnya dibangun diatas chromium jadi seharusnya berat, untuk Sublime dan Visual Studio Code memang ringan, jadi harusnya tidak akan berpengaruh cukup besar. Lalu saya akan membuka browser Google Chrome dengan membuka 19 tab, yang kesemuanya web statis berupa dokumentasi plus satu tab untuk membuka spotify jadi totalnya ada 20 tab.

Dan berikut adalah hasilnya:
Saat pertama load
Setelah semua editor terbuka dan browser juga telah terbuka, seperti itu lah tampilan performa yang digunakan, ternyata dengan semua load tadi, menghabiskan total penggunaan ram sebesar 7 GB, WOW!!!! Saya sedikit kaget, ternyata kalau semua dibuka, bisa sampai segini ya. Karena masih penasaran aplikasi apa saja yang memakan ram cukup besar, dibawah akan saya tampilkan tab Process dari Task Manager.
Tab Process - Percobaan pertama
Dari gambar diatas, kita dapat mengetahui ternyata pelaku utama yang memakan konsumsi RAM cukup besar yaitu Android Studio, Google Chrome, serta Emulator Android. Untuk editor-editor yang lain ternyata memakan RAM cukup sedikit, bahkan rata-rata dibawah 100 MB semua nya. Saya merasa ada yang janggal, mungkin saya harus membuka beberapa file, lalu menambahkan satu baris, saya save, lalu saya hapus lagi yang saya tulis, lalu saya save lagi. saya lakukan ke semua editor yang sedang terbuka, dan hasilnya seperti berikut.
Tab Process - Percobaan kedua
Ternyata, sesuai dugaan saya, saat editor pertama kali load, tidak mengkonsumsi RAM cukup besar, namun seiring dengan berjalannya waktu yaitu semakin banyak tab yang dibuka di dalam editor tersebut, maka akan bertambah pula konsumsi RAM yang dipakai. Namun ada satu kelainan yaitu pada Android Studio, saat pertama kali load mencapai hingga 1 GB, namun saat sudah mengedit malah turun ke sekitar 800 MB. Saya masih belum paham kenapa ini bisa terjadi.Untuk membandingkan lebih nyaman, dibawah saya paparkan tabel saat pertama load dan setelah membuka beberapa tab lalu edit sedikit.

Percobaan 1 Percobaan 2
Android Studio 1162.0 831.0
Netbeans 486.1 542.6
Sublime 2.3 51.4
Atom 66.5 385.1
VS Code 19.5 471.8

Dari tabel diatas, dapat diketahui pada dasarnya semua editor akan memakan RAM sekitar 500an MB, kecuali Sublime yang entah bagaimana hanya memakan RAM 50an MB saja. Khusus untuk Android Studio, seperti yang saya katakan sebelumnya saya masih belum paham bagaimana ini bisa terjadi, karena sesuai dengan rekan-rekannya, seharusnya dengan ditambahkan tab maka seharusnya konsumsi RAM bertambah, namun ini malah berkurang.

Kesimpulannya, apakah RAM 8 GB di 2018 masih mumpuni? kalau skenarionya adalah seperti skenario diatas, yaitu skenario ngoding pada dasarnya masih mumpuni. Hanya saja saran jangan terlalu banyak yang dibuka tabnya baik tab pada browser maupun pada editor. Bagaimana kalau untuk skenario lain? tunggu postingan-postingan selanjutnya.

Sekian tulisan yang bisa saya bagikan, semoga bermanfaat.
Salam.
Kesatria Keyboard
Share:

Monday, February 05, 2018

Seberapa mirip vanesha dan milea?


Seiring dengan hype nya Dilan dan Milea. Saya ingin membahas sekilas menyangkut Milea. Kata Pidi Baiq, pemeran Milea (Vanesha Priscilia) itu terlihat mirip dengan milea aslinya. Secara pendapat pribadi, menurut saya juga mirip sekilas, tapi kalo dibandingkan side-by-side ya gak mirip2 banget. Atas dasar itu, saya bertanya-tanya, berapa persen sih kira2 kemiripan antara Vanesha Pricscilia dengan Milea yang asli?

Sumber Data:
Foto vanesha saya ambil dari alamat berikut: http://sidomi.com/wp-content/uploads/2017/12/Vanesha-Prescilla.jpeg
sampel vanesha priscilia
Foto milea yang asli saya ambil dari akun twitter yang digadang2 milea yang asli yaitu https://twitter.com/MileaAdnan, akan coba saya sertakan 3 sampel disini.
Milea sampel 1
Milea sampel 2
Milea sampel 3

Metode
untuk membandingkan kemiripan sampel foto yang sudah ada, maka saya akan butuh tool untuk membandingkan kedua foto tersebut. Saya menggunakan tool dari Faceplusplus yang bisa diakses melalui alamat berikut: https://www.faceplusplus.com/face-comparing.

Hasil
Data 1 Data 2 Hasil
Vanesha 1 Milea 1 45.622 %
Vanesha 1 Milea 2 49.636 %
Vanesha 1 Milea 2 47.685 %

Kesimpulan
Dari data yang dihasilkan, bahwa secara komputasi dapat kita ketahui bahwa antara vanesha dan priscilia tingkat kemiripannya kecil, terbukti dari hasilnya yang rata-rata masih dibawah 50%. Tapi dari tingkat 50% juga menunjukkan bahwa memang secara sekilas kita akan mengira bahwa si milea dan vanesha itu mirip.
Share:

Thursday, February 01, 2018

Mouse Without Border: Aplikasi Pindah Antar Layar Laptop & Komputer


Kali ini saya ingin membagikan pengalaman saya menggunakan suatu aplikasi, aplikasi tersebut bernama: Mouse Without Border. Apa fungsi dari aplikasi ini? sesuai dengan judul dari tulisan ini, aplikasi ini memungkinkan kita untuk pindah antar layar laptop dan komputer. Maksudnya bagaimana? Pernahkah anda merasa kerepotan ketika memiliki laptop dan komputer, dan ingin secara cepat pindah antar kedua perangkat tersebut? nah aplikasi ini memungkinkan untuk mouse / keyboard dipakai secara bersamaan. Sehingga mouse / keyboard yang ada di komputer bisa dipakai di laptop, ataupun sebaliknya.

Aplikasi ini dikembangkan oleh Microsoft. secara resmi bisa didownload melalui link berikut: https://www.microsoft.com/en-us/download/details.aspx?id=35460. Aplikasi ini cukup mini dengan besar kapasitas installernya hanya 1.3 MB saja. Setelah kita selesai proses instalasi, maka akan keluar tampilan seperti berikut:


Tampilan tersebut menanyakan, apakah kita telah menginstall Mouse Without Border di komputer lain atau belum? Untuk di komputer pertama, klik NO, sedangkan nanti untuk di komputer kedua, klik YES.


Setelah itu akan muncul tampilan seperti diatas, catat security code dan computer's name, karena ini akan kita gunakan untuk menyambungkan di komputer yang kedua.

Sekarang kita install juga pada komputer kedua, lalu kita pilih YES saat muncul Let's get started. dan akan muncul tampilan seperti berikut:


Masukkan security code dan computer's name pada kolom yang tersedia dan klik LINK, jika berhasil maka muncul tampilan seperti berikut:


Sampai pada posisi ini, anda telah berhasil menginstall aplikasi Mouse Without Border, selamat menggunakannya.
Share:

Visit our Site

Total Pageviews